Labels

Rabu, 23 November 2011

Apa benar kamu Punya sahabat?

oleh CeRio pada August 21, 2008 jam 19:31

Apa benar kamu Punya sahabat?

S.A.H.A.B.A.T

Gak ada habisnya ngomong soal sahabat…salah satu perenunganku tentang sahabat, simak ya ^_^ and beri tanggapan kalo bisa.

Suatu kali waktu aku nyiapin materi tentang “Sahabat” untuk aq bawakan pada suatu kegiatan, ada beberapa pertanyaan yang mengusikku dan cukup membuatku sadar apa makna sahabat itu:

1. Apakah aku punya sahabat?

Jawab:
Pertanyaan ini aku tanyakan pada diriku sambil mengingat orang-orang yang mewarnai hari-hariku.
Hm…pertama sih aku pede banget bahwa aku punya banyak sahabat tapi setelah aku pikir lebih dalam, aku terkejut dengan hasil pemikiranku, ternyata aku tidak punya banyak sahabat seperti yang aku pikirkan. Orang-orang yang mengenalku pastinya akan heran apalagi kata mereka aku tipe orang yang mudah dapat teman hm….ada benarnya sih aku emang punya banyak teman tapi kalo sahabat tunggu dulu…Aku berpikir demikian karena selama ini, sedari kecil aku membiasakan untuk hidup tidak bergantung dengan orang lain dan itu sangat berpengaruh dengan pergaulanku karena seringkali aku menjadi orang yang bisa diandalkan atau setidaknya dianggap memiliki kemampuan lebih (itu bukan anggapanku lho tapi dari mereka yang menganggapku sahabat mereka) padahal aku seringkali kesulitan dengan predikat seperti itu, salah satunya ya gengsi kalo bergantung dengan orang lain dan akhirnya keteteran ngerjain apapun dan nyusahin diri. Tetapi apapun predikat yang di berikan padaku, aku adalah manusia yang butuh sahabat.
Selain itu aku malu nyebut diriku punya banyak sahabat karena justru orang-orang yang aku anggap sahabat kurang menganggapku sahabatnya, aku berkesimpulan demikian karena beberapa kali aku mendapati diriku salah kaprah, misalnya :

-Pernah suatu kali A (yang aku anggap) sahabatku mengalami masalah yang cukup rumit dan pastinya dalam penyelesaiannya butuh seseorang yang mendukungnya, tetapi justru dia gak cerita padaku.
-Terus ada juga B (yang aku anggap) sahabatku yang pada suatu kesempatan ketika aku ngumpul-ngumpul dengan dia dan beberapa teman, terus ketika pembicaraan kami menyinggung tentang makna sahabat dia bercerita pada kami betapa ia sangat bersyukur punya sahabat-sahabat yang menolongnya, dan ketika dia menyebut nama sahabat-sahabatnya ternyata namaku tak disebut sama sekali :-( .


Kejadian-kejadian seperti diatas beberapa kali terjadi, Ternyata aku yang kepedean, orang yang aku anggap sahabat justru tidak menganggapku sahabat, tetapi tidak sedikit juga orang-orang yang disekitarku menganggap aku sahabatnya, menceritakan hal yang terberat dan ter-rahasia dari dirinya padahal aku gak nganggap dia sahabatku. Hm….Aku pun lanjut pada pertanyaan selanjutnya…

2. Sejauhmanakah seseorang itu disebut sahabat?

Pertanyaan ini nich tidak aku tanyakan pada diriku saja tapi juga pada orang lain, bahkan saking penasarannya aku buat angket kecil-kecilan, sekitar 50 respondenlah ditambah dengan beberapa wawancara singkat dengan orang-orang sekitarku dan hasilnya wah cukup banyak definisi dan kriteria sahabat. Aku nyari diinternet pun wah bejibun banyaknya. Tapi aku suka sekali dengan sebuah pernyataan dari seorang bijak:


“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Merenungkan pernyataan itu, aku bertanya pada diriku apa lagi ya yang lebih berharga dari nyawa? Pastinya gak ada kan? Jadi kalo dari pernyataan tersebut seorang sahabat adalah mereka yang mau memberi segala sesuatunya untuk sahabatnya. Wah berat banget nich pernyataan. Kalo aku pikir-pikir sulit didapatkan orang seperti demikian apalagi di zaman ini yang egoisnya gak ketulungan, jangankan nyawa diminta waktunya sedikit aja untuk curhat beh minta traktir, banyak pamrihnya…Padahal aku (dan pastinya setiap orang) ingin memiliki sahabat yang tulus ikhlas menjadi sahabat.

3. Kriteria seorang sahabat idaman itu seperti apa?

Dari angket dan wawancara singkat terdapat banyak kriteria-kriteria sahabat yang aku peroleh, pada umumnya mereka ingin punya sahabat yang pengertian, mau menerima apa adanya, sabar, jujur,pendengar yang baik, ada disaat mereka susah ataupun sedih bahkan ada beberapa orang yang pengen punya sahabat yang cantik, tampan,tajir,gaul, pintar dan hal-hal yang menguntungkan secara materi dan prestise. Aku termasuk orang-orang pada umumnya, tapi dalam benakku aku bertanya pada diriku ”Apa aku seperti kriteria tersebut?” aku pun berpikir betapa egoisnya menuntut seseorang memiliki kualitas seorang sahabat idaman tetapi kita sendiri tidak menjadi sahabat idaman. Wah aku harus cek diri lagi nich…seberapa layakkah aku menjadi sahabat bagi sahabatku, seberapa tulus dan ikhlaskah aku memberikan diriku sepenuhnya ataukah selama ini hanya sebatas untung rugi atau sekedar prestise???

Diakhir pertanyaanku aku berkesimpulan:

1. Sering-sering mengevaluasi hubungan kita dengan sesama terutama mereka yang dekat dengan kita itu teramat perlu, siapa tahu apa yang kita anggap ”Ya” dalam hidup pada kenyataannya adalah ”Tidak”. Jangan sampai penyesalan datang mana kala kita mendapati diri kita hanya berjuang sendiri…

2. Memiliki sahabat itu teramat sulit, butuh sedetik mencari musuh tetapi butuh waktu yang lama untuk memperoleh sahabat. Karena sulitnya itulah seharusnya persahabatan itu teramat perlu DIPERHATIKAN.

3. Seseorang yang ingin memiliki sahabat idaman seharusnya (berusaha) menjadikan dirinya seorang sahabat idaman.

”Seorang sahabat pastilah seorang yang mencinta, tetapi seorang yang dicinta belum tentu yang mencinta. Seorang sahabat menabur cinta setiap waktu, ia hadir dalam kesukaran dan menemani dalam setiap langkah, ia tidak berjalan di depan, ia tidak berjalan di belakang, tetapi ia berjalan di sebelah beriringan. Ketulusan adalah bahasanya, keikhlasan adalah geraknya dan cinta adalah wujudnya. Ia menjadikan cahaya kecil dalam gelap menjadi harapan dan membuat diri berani menghadapi gelap tanpa harus tertelan oleh gelapnya kegelapan. Tak selalu belaian yang ia beri, terkadang tamparan dan pukulan yang menjadi pengingat diri akan kenyataan. Cintanya tidak buta tetapi membenamkan dendam dalam maaf. Sahabat adalah sahabat, sahabat dari sahabat untuk sahabat” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...