Labels

Rabu, 23 November 2011

Bebassss....

Bebaassss.........................itu kata yang keluar dari mulutku, kata-kata yang aku tunggu selama setahun ini. Ya kata yang aku dan teman-temanku harapkan. Entah perasaan apa ini, serasa lega seakan-akan beban dipundakku, kakiku, tanganku terlebih di kepalaku serasa menghilang. Hm........ inikah namanya kebebasan???. Tapi apakah yang membuatku merasa kosong? Aku merasa ringan tetapi kosong, kekosongan yang dahulunya tak pernah ada, apakah ini efek kebebasan???. Kebebasan dari tanggung jawab, kebebasan dari aturan-aturan dan ocehan-ocehan yang mengelilingi aku dan teman-temanku setahun terakhir. Aku berusaha mengacuhkannya, aku berusaha menjauh dari kekosonganku, dan tetap bertanya inikah kebebasan?.
        Hm.... tak terasa sudah setahun, kataku dalam hati, ya setahun aku menjadi pengurus, hampir setahun pula perasaan ingin bebas itu ingin keluar, tapi betapa mengekangnyakah kepengurusan itu?. Aku pun berbaring dan menutup mataku berusaha membuat gambaran kenangan peristiwa-peristiwa tahun-tahun yang  lalu..........
        Akhirnya gambar itu pun muncul dibenakku, setelah beberapa saat aku menyusun kepingan-kepingan memori di kepalaku. Yah aku melihat diriku, seorang remaja yang masih muda, remaja berkacamata yang sedang berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya, yah itu aku dengan potongan rambut cepak mendekati plontos, itu aku berdiri menatap kelas-kelas, menatap dan menyelidiki setiap bentuk yang akan menemaniku nantinya bersekolah. Aku pun melihat mereka teman-teman SMP ku, ya selain seorang sahabatku  yang juga temanku semasa SMP ada beberapa sosok yang aku kenal, mereka yang ada disekitarku sewaktu aku SMP, SD, TK bahkan teman sepermainanku. Aku senang karena aku tak sendiri.
        Tiba-tiba dadaku berdetak kencang, perasaan apa ini???, hm...ini perasaan takut, ya perasaan takut aku ingat sewaktu kelas 1 aku takut dengan lingkungan baruku walaupun berkurang dengan adanya sosok-sosok yang aku kenal, tapi itu tetap saja masih kalah dengan perasaan takutku terhadap para penghuni lama sekolah ini, ya siapa lagi kalau bukan para senior. Takut....itu kira-kira perasaanku, sampai suatu ketika aku tahu tidak semua dari mereka perlu aku takuti, aku tahu itu ketika kami para siswa baru yang beragama Kristen dikumpulkan di sebuah ruangan katanya sih ada ibadah persekutuan, waktu itu aku tak tahu apa itu persekutuan pernah dengar sih tapi paling kalo di gereja, tapi ini di sekolah??? Itu hal yang aneh bagiku. Ketika aku dan teman-teman masuk dalam ruangan tempat kami dikumpulkan perasaan takut kembali menyelimutiku ketika aku masuk dan melihat beberapa senior sudah ada di dalam dan lebih parahnya lagi aku harus duduk di depan kursi seorang senior, tapi hal yang tak kuduga adalah senior itu menyapaku, ya dia menyapaku dengan ramah dan mengajakku berkenalan sungguh hal yang mengejutkan bagiku, terlebih suasana ibadah yang beda sekali dengan ketika aku di gereja, ketakutanku berangsur hilang apalagi setelah ibadah kami saling berjabat tangan dan berkenalan satu sama lain mereka ramah padaku dan teman-temanku bahkan mereka yang terlihat sangar dan berpakaian agak berantakan menyapaku ramah dan mengajakku bercanda hm...inikah persekutuan???
        Ditahun pertama aku bersekolah aku belajar banyak bagaimana hidup sebagai anak SMU terlebih aku bisa mengenal dunia persekutuan dan sejak saat itu aku berusaha tak pernah absen dari ibadah persekutuan. Ditahun pertama pula kekagumanku pada beberapa kakak yang kuketahui merupakan pengurus persekutuan menambah keinginanku untuk datang. Aku kagum dengan keramahan mereka, kerelaannya untuk memberi waktu untuk mempersiapkan ibadah (hal ini kuketahui ketika suatu kali aku pulang agak lama dari biasanya), perhatiannya kepada kami para siswa baru dalam memotivasi kami untuk ikut ibadah, menjenguk jika ada yang sakit bahkan membantu dalam pelajaran kami serta permasalahan kami baik dalam belajar maupun dirumah. Yang lebih mengagumkan lagi di tengah kesibukan mereka, prestasi mereka bagus tidak kalah dengan senior yang lain. Dalam benakku timbul pertanyaan “kok bisa ya?” , “apa rahasia mereka”. Pertanyaan itu terus terngiang di kepalaku tapi aku ragu menanyakan kepada mereka sampai akhirnya pada liburan sekolah aku pun tahu apa yang membuat mereka sukses.
        Beberapa minggu sebelum liburan sekolah aku mendengar bahwa persekutuan sekolah akan mengadakan kegiatan di luar kota, wah dalam pikiranku pasti menyenangkan memang aku sudah bosan belajar  dan ini saatnya santai, pikirku. Aku berusaha mencari tahu seperti apa kegiatan itu dan kata asing pun kembali aku dengar mengenai nama kegiatan itu “Retreat” apaan lagi tuh??? Tapi masa bodoh yang penting bisa liburan. Akhirnya hari pelaksanaan pun tiba, perjalanannya menyenangkan walapun cukup melelahkan untungnya keakraban selama perjalanan membuatku sedikit bersemangat (soalnya kami nyanyi....nyanyi sambil sesekali main tebak-tebakan yang lucunya bukan main).  Kami pun tiba dan wow.........selama pelaksanaan kegiatan aku sangat menikmati kebersamaan diantara kami, setiap acara kuikuti walaupun masih ada beberapa kata dan kegiatan yang asing bagiku, tapi satu moment yang takkan aku lupa seumur hidup dalam kegiatan itu. Moment itu ketika aku menerima Pribadi yang sungguh agung, yang rela mati bagiku, manusia yang hina. Dan pengalaman itulah yang mengubah hidupku, perlahan tapi pasti. Dari pengalaman itu aku pun tahu mengapa para pengurus bisa menjadi sosok yang kukagumi, ya karena Kristus telah mengubahkan dan memampukan mereka berubah, Kristus menyertai mereka dan sebagai wujud syukur mereka pun melakukan apapun yang Kristus mau, karena mereka tahu Kristus dapat dipercaya dan senantiasa mengasihi mereka.
         Sepulang dari retreat aku sangat semangat untuk mengenalnya dengan belajar firman Tuhan dan melayaninya sebagai ungkapan syukurku padanya. Hingga suatu ketika akupun memutuskan untuk menjadi pengurus ketika beberapa senior menanyakan kesiapanku dan akupun mengikuti setiap pembinaan yang diadakan untuk setiap calon pengurus. Sungguh saat itu aku sangat bersemangat untuk melayani-Nya dan apapun akan kuperbuat untuk menyenagkan-Nya. Tiba akhirnya pemilihan pengurus dan akupun terpilih, sungguh bahagia, walaupun jabatan yang dipercayakan padaku hanya sebagai seorang pemerhati.
        Di tiga bulan awal pengurusan kami, kami sangat bersemangat dan setiap ide dan perencanaan pun muncul seperti aliran air yang tak terbendung. Tapi, lambat laun aku mendapati diriku dan teman-teman mulai tidak bersemangat, beberapa dari kami termasuk aku mulai bermasalah dengan teman sesama pengurus, program kerja yang kami buat terbengkalai karena kami tidak mengatur waktu kami dengan baik, beberapa dari kami saling menyalahkan, bersungut-sungut, ibadahpun tidak dipersiapkan dengan baik, Hubungan dengan Tuhan sudah tidak teratur bahkan aku pernah selama sebulan berturut-turut tidak SaTe dan ternyata teman-temanku pun ada yang demikian. Banyak dari kami sudah tidak prioritas, ada yang pacaran, ada yang alasannya kerja kelompok, dan beribu alasan lainnya sehingga banyak program yang terbengkalai dan itu kami rasakan mempengaruhi semangat teman-teman kami di persekutuan untuk ikut ibadah. Kepalaku dan teman-teman serasa mau pecah melihat banyaknya tuntutan yang diarahkan kepada kami entah itu sekolah yang semakin sibuk, orang tua yang menuntut kami lulus SMU dan masuk diperguruan tinggi favorit sehingga kami harus ikut bimbingan belajar maupun dalam pelayanan dimana kami sudah mengambil tanggung jawab. Dalam hati kecil kami, kami tahu itu karena kami tidak setia kami pun berusaha memperbaiki tapi serasa sulit apalagi ditambah dengan kritikan-kritikan pedas alumni dan teman-teman yang membuat kuping kami panas dan serasa ingin mengundurkan diri (bahkan sudah ada  yang tidak mau datang karena tidak tahan kritik). Hingga tak terasa 9 bulan telah berlalu, sebentar lagi pergantian pengurus, aku dan teman kembali bersemangat, tapi bukan seperti di awal kepengurusan, tapi hanya demi memperbaiki nama baik kami sebagai pengurus yang akan digantikan.
        Hm....setelah mengingat kembali masa-masaku dan teman-teman sungguh, air mataku menetes, aku menyadari selama ini kami tak setia, selama ini kami bukan melayani tapi bekerja, selama ini kami tidak melayani Tuhan tapi diri sendiri, melayani ambisi dan harga diri kami. Kami tidak sungguh-sungguh percaya dan mengikuti Tuhan. Kekosongan yang ada, kehampaan yang kurasa bukan suatu kebebasan tapi jeritan hati kecilku karena sudah gagal menyenangkannya. Tuhan, ampunkan kami, ampunkan hambamu ini. Ampunkan kami yang tidak menggunakan kesempatan yang Kau beri untuk melayani-Mu dengan sebaik-baiknya. Tuhan jikalau Engkau berkenan beri aku dan teman-temanku kesempatan untuk melayanimu lagi walaupun hanya memberikan sedikit pengalaman kegagalan kami melayani-Mu kepada mereka yang Kau pilih menggantikan kami, agar mereka tidak melakukan kebodohan yang sama seperti kami. Kepada-Mu aku berserah ya Allah, Dalam Kristus aku berdoa. Amin.

“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”
Wahyu 2:4-5

[By : Cerio, 2004 medio 2007  teruntuk teman-teman dan adik-adikku di Kristal SMA 5 (cerio_angel@yahoo.com)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...