God Always
Listening
Always
Understanding
Suatu hari saat training untuk
kebak jumat di rumahnya Axel.
Rudi : We Sonny, apa ko
bikin? Orang lagi training ine, konsen ko!
Sonny : Oh iya sorry partner,
lanjut mi kalian dulu nah, lagi pusing ka’ bela.
Gledy : Um de…dee….pasti galau
ko toh ka banyak sainganmu dekati si xxxxx
Chandra : Profesional ko ca’ jangko campur pelayanan dengan perasaan!
Diah : Sok mu deh tawwa Chandra,
kayak tong ko ndak pernah Galau!
Rudi : Lanjut mi ki deh
latihan, nu bikin galau ka’ juga kalo telat ka pulang itu!
Sonny : Iyo paek…lanjut mi…
request lagu yang slow nah…yang pas untuk penyembahan
biar hati teman-teman ta’ yang ikut kebak ndak merasa galau kayak saya tawwa…
biar hati teman-teman ta’ yang ikut kebak ndak merasa galau kayak saya tawwa…
Semua : Hahaha son…son….
(Percakapan
ini fiktif belaka, jika ada kesamaan, ya maaph hehehehe)
Hi Sahabat Xtaler’s yang amazing…
^_^
Kalian pasti udah gak asing
dengan kata GALAU…sebuah kata yang hampir tiap hari mungkin kita temukan entah
dalam percakapan sehari-hari ataukah di sosial meDIA. By the way Xtaler’s udah
tahu blom arti sebenarnya kata GALAU?
Kamus Besar
Bahasa Indonesia says:
ga·lau a,
ber·ga·lau a sibuk
beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau
Hm...dah tahu kan? Penggunaan kata ini sehari-hari lebih
banyak digunakan untuk arti yang kedua, yaitu pikiran yang kacau tidak karuan mulai dari keadaan yang gelisah, resah,bingung atau kacau
hati dan pikirannya. Selain itu galau juga mengacu pada hati dan pikiran atau
perasaan yang sedih atau tertekan (gundah gulana).
By the way Sahabat Xtalers pernah mengalami kegalauan? Misalnya
seperti percakapan di atas? Hehehe
Setiap kita pasti pernah galau alias pikiran yang kacau,
entah karena pelajaran, pelayanan, tanggung jawab di rumah, masalah dengan ortu,
teman, pacar masa depan dll. Yang pasti setiap kita pasti pernah mengalami
kegalauan. Oh iya tahu gak ternyata ada sesuatu yang menarik tentang pikiran
kita.
Masaru Emoto dalam
bukunya yang berjudul Efek Kesehatan dari Pikiran Negatif
mengungkapkan bahwa ada keterkaitan antara pikiran kita dengan kesehatan. Ya,emang
sudah jadi rahasia umum bahwa kalo pikiran kita sedang senang, maka akan
dipenuhi dengan hal-hal yang positif, maka itu akan berpengaruh bagi kesehatan
kita. Kita akan lebih sehat,baik secara jasmani dan rohani. Sebaliknya,berpikir
buruk juga punya dampaknya sendiri. Penelitian Masaru Emoto menyimpulkan bahwa
kalo kita sering membiarkan diri kita stres,maka kita mudah mengalami gangguan
pencernaan. Kalo kita sering khawatir kita bisa terkena sakit punggung. Kalo
kita mudah tersinggung,maka kita akan mengalami insomnia (susah tidur). Kalo
kita suka marah, maka kita mudah terserang penyakit hepatitis. Dan kalo kita
sering bersedih, kita bisa menderita leukimia! Sesuai banget gak tuh dengan
kata bijak di amsal:
“Hati yang
gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan
tulang.” Amsal 17:22
So sob, becarefull dalam menjaga pikiran kita, termasuk
di dalamnya saat kita galau.
So gimana ya kalau kita galau?
“Karena kita sekarang mempunyai Imam
Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,
baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang
kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.” Ibrani 4:14-15
Sob, Kitab
Ibrani nyebutin kalo TUHAN Yesus adalah pribadi yang ngerti kita coz TUHAN
Yesus sudah pernah ngalamin kelemahan-kelemahan kita, IA pun pernah dicobai
cuman bedanya dengan kita TUHAN Yesus gak lakuin dosa. So kalau sudah begitu
gak ada lagi yang bilang “TUHAN tuh gak ngerti gw!” coz DIA juga sudah ngalamin
hidup jadi manusia dan itu juga berarti teladan TUHAN Yesus lah yang kita
ikutin saat kita Galau. Gimana teladan-Nya?
““Maka sampailah Yesus bersama-sama
murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada
murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk
berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka
mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku
sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah
dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang
Engkau kehendaki.”
Matius
26: 36-39
Yesus mengalami galau luar biasa atau kesedihan yang
teramat dalam.yaitu pergumulan karena harus menerima konsekuensi terpisah dari
ALLAH dimana sejak dari kekekalan Yesus tidak pernah terpisah dari Bapa-Nya
tetapi karena harus menebus manusia, IA harus menanggung upah dosa yaitu maut
maka Bapa-Nya akan meninggalkan DIA. Allah Bapa akan menolak DIA karena Bapa
terlalu suci untuk memandang kejahatan.
Kegalauan Yesus sesungguhnya tidak hanya berhenti
saat di Getsemani tetapi terus berlanjut sampai di Golgota. Hati siapa yang
tidak akan galau melihat masa yang dulu jadi pengikut-Nya berbalik untuk
menghina dan menuntut kematian-Nya. Belum lagi murid-murid-Nya meninggalkan-Nya
dan mengkhianati serta menyangkal-Nya.
Tetapi sesungguhnya Yesus sudah mengatasi semua
kegalauan itu saat DIA berdoa di Getsemani.
Yesus membawa kegalauan itu kepada Bapa-Nya. DIA berdoa dan di tengah kegalauan-Nya Yesus berserah kepada Bapa-Nya. Di tengah dilema, galau, gundah gulana dan segala aneka macam perasaan yang berkecamuk dan pilihan yang harus dihadapi-Nya, DIA berserah penuh kepada Bapa.
Yesus membawa kegalauan itu kepada Bapa-Nya. DIA berdoa dan di tengah kegalauan-Nya Yesus berserah kepada Bapa-Nya. Di tengah dilema, galau, gundah gulana dan segala aneka macam perasaan yang berkecamuk dan pilihan yang harus dihadapi-Nya, DIA berserah penuh kepada Bapa.
"Biarlah
kehendak-Mu yang jadi dan bukan kehendak-Ku".
Getsemani adalah tempat Yesus bergumul, mengalami
galau itu tetapi dalam pergumulan-Nya DIA mendapat kemenangan melalui doa dan
penyerahan diri kepada kehendak Bapa. Itu sebabnya Yesus menjadi tenang saat
menghadapi Yudas murid kepercayaan-Nya yang mengkhianati DIA. Itu sebabnya
Yesus tetap tenang dan tidak gusar melihat Petrus yang menyangkali DIA tiga
kali. Itu sebabnya DIA tidak kecewa saat masa menuntut darah-Nya. Yesus tetap
tenang saat DIAdili dan saat berhadapan dengan Pilatus. DIA tenang menuju salib
di Kalvari.
Belajarlah pada Yesus, yang pernah ditolak, sendirian,
disalahpahami, ditinggalkan. Kalau kita mengalami hal seperti itu maka Yesus
mengerti dan pernah mengalami semuanya itu. Belajar dari Yesus, datang kepada
Bapa berdoalah dan bersandar kepada Bapa. DIA akan memberikan damai, ketenangan
di tengah galau yang kita alami sehingga kegalauan itu perlahan akan sirna
diganti kedamaian dari Bapa Surgawi.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah,
yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus
Yesus.” Filipi 4:6-7
Sob
hubungan kita dengan Tuhan adalah kunci, mengenal seperti apa DIA, apa yang DIA
inginkan pada kita, dan membangun hubungan dengan-Nya hari lepas hari akan
menolong kita memahami maksud diizinkan-Nya kita mengalami hal-hal yang membuat
kita galau serta menolong kita dalam menjalaninya. Doa dan Pendalaman Firman
akan menolong kita.
Namun
pada zaman yang serba tergesa-gesa dan harus cepat ini, apakah kita juga berdoa
dengan buru-buru dan nerapin prinsip ”yang penting udah doa”? Berapa banyak
kita doa seperti prajurit yang lapor pada jendralnya bahwa semua aman,lalu
setelah itu buru-buru angkat kaki? Atau datang saat perlu saja. sepertinya
TUHAN itu “Ibu Peri” atau “Jin Lampu”. Padahal,Tuhan mau kita ngobrol seperti
sahabat-Nya.
Kalau
buat doa aja kita asal-asalan, bagaimana mungkin kita bisa kenal Tuhan? Kalau
kita cuma belajar firman saat bergereja saja atau saat kita saat teduh cuma
buat rutinitas agar sepanjang hari ini enggak sial, bagaimana bisa rohani kita
bertumbuh? Berdoalah seperti
kamu ngobrol sama sahabat,gak usah buru-buru dan bisa cerita apapun
yang pengen kamu ucapkan.Tuhan pengen jadi sahabat kita ; sudahkah kita jadi
sahabat-Nya?
Aku
tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,apa yang diperbuat oleh
tuannya,tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan
kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.(Yohanes 15:15)
Sob, daripada terus-terusan Galau karena sesuatu, lebih
baik kita menguatkan diri melalui doa dan firman Tuhan. Life goes on,guys!! So
bangun hubunganmu dengan TUHAN semakin akrab. Ketimbang kita memenuhi hati
dengan kegalauan lebih baik kita mengendalikan diri dan kasih respon yang
berbeda.
TUHAN selalu mendengar dan mengerti kita. Karena itu
jangan sungkan datang pada-Nya setiap saat, bukan pada saat Galau saja. ^_^
By:
CERIO
Blog :
www.cerioisme.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar